Cari Blog Ini

Jumat, 20 Maret 2015

HAL YANG SALAH SAAT MENDAKI GUNUNG

Bagi sebagian orang mendaki gunung merupakan aktifitas yang menyenangkan, selain bisa menghilangkan penat juga bisa memacu adrenalin untuk menaklukan puncaknya, namun naik gunung bisa menjadi malapetaka apabila kita mengabaikan hal-hal yang salah untuk dilakukan saat mendaki gunung. Berikut admin kutip hal yang salah saat mendaki gunung berdasarkan pengalaman pribadi & cerita dari teman2 admin :


1. Angkuh / sok jagoan
Setiap gunung mempuanyai tinggi yang berbeda-beda & karakter trek yg berbeda-beda juga, namun seberapapun tinggi gunung yang akan kita daki & seberapapun mudahnya jalur yang akan kita lalui jangan pernah meremehkan, bahkan meskipun pendakian kita bukan yang pertama kali untuk gunung yang kita daki karna bagaimanapun kita adalah tamu digunung yang kita daki jadi selayaknya kita bersikap sopan & rendah hati, gak sedikit pendaki angkuh yang mengalami masalah baik masalah teknis atau yg berbau mistik. karna sesungguhnya gunung itu bukan untuk di taklukan tapi untuk "tadabbur alam", untuk mengagumi keindahan & keagungan ciptaan Allah Sang Pencipta.

2. Buruknya management logistik
Seperti yang sudah admin singgung di point pertama bahwa setiap gunung memiliki tinggi & karakter yg berbeda, jadi ketika kita mau mendaki satu gunung diwajibkan untuk paham karakter gunung tersebut, apalagi saat mendaki gunung yang baru, kita bisa browsing jenis hutanya, cuacanya, mata airnya, jumlah shelter/pos, jarak & waktu tempuh normal dll. Nah dari hasil survey tersebut kita bisa tahu apa yang harus dipersiapkan logistik yang harus kita bawa & yang ga kalah penting soal asupan kalori yang harus kita penuhi, aktifitas naik gunung tentu saja membutuhkan tenaga ektra begitu juga asupan kalori yg harus kita konsumsi, sedikitnya kita perlu 4000kkal/hari saat mendaki, jadi buat admin haram hukumnya cuma bawa mie instan lalu untuk persediaan air khususnya untuk gunung yang tidak ada mata air, maka harus memperhitungkan berapa banyak air yang harus di bawa. apabila kita salah dalam managemen logistik yang kita bawa maka bisa berakibat fatal saat mendaki gunung.

3. Buruknya packing barang/logistik
Kesalahan ke 3 adalah buruknya packing barang/logistik ke dalam tas carrier, distribusi bobot menjadi hal yang penting agar saat carrier berada di punggung kita tidak berat ke salah satu arah yang akan membuat perjalanan kita semakin berat. Jadi pahami kemampuan carrier kita. Setiap produsen tas carrier selalu memberikan pedoman packing terbaik untuk carrier yang akan kita pakai, selain memudahkan kita untuk bongkar isi tas juga untuk ke seimbangan distribusi bobot. Banyak pendaki pemula yang menggantung panci di bagian luar carrier yang jelas-jelas bisa membahayakan diri sendiri karna beresiko tersangkut dahan pohon yang bisa membuat kita kehilangan keseimbangan. Distribusi bobot yang baik membuat bobot tas carrier menyatu di badan tentunya memperingan perjalanan kita mendaki gunung.

4. Terpisah dari rombongan jika peserta banyak
Beberapa minggu yang lalu ada teman kita para pecinta alam yang dinyatakan hilang di salah satu gunung tertinggi di kota garut, penyebab utamanya adalah tertinggal 15 menit dari rombongan & faktor lain adalah cuaca yang berkabut namun alhamdulillah 4 orang yang dinyatakan hilang bisa dtemukan dalam keadaan selamat karna mereka masih memiliki persediaan makanan yang cukup. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah jangan terpisah dari rombongan, apalagi jika peserta dalam jumlah yang banyak, idealnya 1 regu pendakian berjumlah 4-6 orang maka jika peserta banyak di sarankan dibuat per regu & di setiap regu yang dibentuk di tentukan pemimpin regunya, pemimpin regu saat mendaki dipilih bukan karna usianya tapi karna pengalaman & kemampuanya bertanggung jawab menjaga regunya di alam bebas. Oh yaa 1 lagi yang paling penting adalah menentukan 1-2 orang sebagai swiper / penyapu rombongan, tugas swiper paling berat karna membutuhkan stamina di atas rata-rata peserta lainya, saat terjadi suatu hal maka salah 1 swiper harus mengejar pembuka jalan / peserta yang jalan pertama untuk berhenti sedangkan swiper yang lainya tetap berada dbelakang peserta lainnya

5. Hipotermia disangka kesurupan
Banyak pendaki yang belum paham tentang hipotermia, sedikit admin kutip tentang difinisi hipotermia dari situs wikipedia.org :
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.[1] Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.
Gejala hipotermia ringan adalah: penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas.[2] 
Gejala hipotermia moderat : detak jantung dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit.[2] 
Pada penderita hipotermia parah : pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupilmengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan).
Sangat penting bagi pendaki memahami apa itu hipotermia & gejalanya karna banyak pendaki yang terkena hipotermia di anggap mengalami kesurupan karna sulit di ajak bicara bahkan ngelantur sehinga penangananya jadi salah, namun apabila kita menyadari salah satu pendaki mengalami hipotermia para pendaki lainya bisa melakukan upaya agar suhu tubuh penderita bisa kembali normal, salah satu cara dengan memeluk rame-rame agar hangat & bisa juga menyalahkan kompor di dalam tenda sperti pengalaman admin agar suhu di dalam tenda bisa naik.


6. Tempo yg terlalu cepat
Dalam 1 tim pendakian tentunya memiliki stamina yang berbeda-beda, tentunya ketua tim harus cermat dalam mengukur stamina anggota timnya, dalam hal ini diperlukan komunikasi yang baik antara ketua tim, para anggota & swiper. Tempo berjalan yang terlalu cepat bisa menguras tenaga lebih cepat sedangkan terlalu lambat juga akan mengganggu management waktu tempuh. Cara yang paling ampuh adalah berjalan konstan sambil mengatur nafas dengan pandangan ke arah langkah kaki kita namun sesekali melihat kedepan untuk memahami jalur yang kita lewati & disarankan beristirahat 5-15 menit setelah berjalan selama 1-2 jam.


Mungkin itu yang bisa admin kutip berdasarkan pengalaman admin & semoga bisa bermanfaat untuk para pendaki, jika ada tambahan dari teman-teman bisa ditambahkan di kolom komentar.

Salam Hiperpala
Salam Lestari

2 komentar: